Apa Dampak Dari Penurunan Suku Bunga The Fed Terhadap Perekonomian Dunia Secara Keseluruhan?
Seminggu yang lalu saya membahas mengenai apa arti kebijakan penurunan suku bunga di Amerika Serikat. Jadi supaya lebih jelas, maka kali ini kita bahas ketika sinyal penurunan suku bunga dan resesi dari The Fed mulai muncul, perubahan seperti apa yang akan terjadi di ekonomi dunia? Pertanyaan ini adalah inti dan juga merupakan kunci utama dalam mencari peluang investasi ke depannya. Yah saya pikir begitu, kalo teman-teman berpendapat lain, kita boleh sharing pendapat.
Pertanyaan ini ibaratnya lautan yang sangat luas dan dalam, tidak mungkin bisa dijawab dengan satu kalimat simpel. Karna yang disebut “ekonomi global” itu apa? Apakah yg dimaksud adalah pertumbuhan GDP tiap negara? Atau fluktuasi data ekspor-impor? Pertanyaan ini punya cakupan yang sangat luas dan itulah kenapa kita harus menganalisis lebih sistematis dan kontekstual.
Apalagi dampak dari penurunan suku bunga dan resesi itu ibaratnya 2 sisi dari satu keping koin di satu sisi membawa tantangan, tapi di sisi lain justru melahirkan peluang yang baru. Contohnya sekarang, meskipun pasar saham global sedang mengalami fluktuasi, hal ini justru mendorong kenaikan tajam pada harga Emas dan Bitcoin. Kita lihat saja Bitcoin sudah menempuh harga tertingginya, $ 110.000 US. Investor saham mungkin mengalami kerugian, tapi mereka yang pegang Emas atau Bitcoin justru mendapatkan profit yang besar. Kalo bahasa-bahasa di tiktok, katanya banyak yang jadi orang kaya baru dan banyak yang bertambah kaya.
Di sisi lain, ekspor negara kita mungkin menurun akibat melemahnya permintaan global, tapi penguatan kurs justru bisa mengurangi beban pengeluaran keluarga yang punya anak-anak sekolah di luar negeri. Jadi jelas, pertanyaan ini tidak bisa dijawab secara menyeluruh dan objektif hanya lewat beberapa paragraf singkat. Kita butuh analisis yang lebih mendalam dan menyeluruh untuk benar-benar memahami seluruh dampaknya.
Inti dari penurunan suku bunga di AS dan munculnya
resesi keuangan ini sebenarnya bisa diringkas jadi 2 pertanyaan utama.
Pertama, gimana kondisi fundamental ekonomi global akan dibentuk ulang? Kedua, ke mana arah pergerakan modal internasional setelah itu? 2 hal ini barengan menciptakan fluktuasi ganda, yang sepenuhnya tercermin dalam fluktuasi harga aset. Seperti prinsip klasik dalam investasi keuangan: Harga udah mencerminkan segalanya.
Berdasarkan 4 siklus penurunan suku bunga yang pernah dilakukan The Fed dalam sejarah, dan dikaitkan dengan perubahan harga komoditas utama. Kita bisa lihat bahwa dalam 4 siklus penurunan suku bunga, hanya pada periode Krisis Minyak tahun 1970–1982, indeks USD justru naik bertolak belakang dari tren. Sementara mata uang negara lain mengalami depresiasi, di ketiga siklus penurunan suku bunga lainnya, indeks USD justru turun dan mata uang negara lain cenderung menguat.
Meskipun The Fed pada tahun 1981–1982 telah menurunkan suku bunga dari 20% menjadi 8,5%, tapi suku bunga di AS tetap bertahan di atas 8,5% dalam jangka waktu yang cukup lama. Buat investor global, menyimpan dana di bank-bank AS pada saat itu bisa menghasilkan bunga yang sangat tinggi jauh melebihi imbal hasil dari investasi lain di dunia. Misalnya, pada saat yang sama, suku bunga di Jepang cuma 4%, dan di Inggris sekitar 5%. Jadi, profit dari selisih bunga ini hampir tidak berisiko.
Makanya, hanya di periode itu permintaan terhadap USD melonjak, mendorong indeks USD naik secara signifikan. Sementara mata uang negara lain, karna kalah dari sisi selisih bunga, mengalami depresiasi dengan total penurunan sekitar 15%. Namun, di ketiga siklus penurunan suku bunga lainnya, indeks USD secara jelas menunjukkan penurunan yang signifikan. Saat ini, suku bunga di AS hanya 4,5%, jauh lebih rendah dibandingkan 8,5% setelah penurunan suku bunga tahun 1980.
Jika tren penurunan ini berlanjut, maka indeks USD hampir pasti akan turun menembus level 90. Hal ini terjadi karna imbal hasil USD saat ini udah tidak cukup menarik bagi investor global, sehingga modal internasional mulai berpindah dan memperkuat mata uang lainnya. Dan penguatan ini tentu aja juga akan mencakup mata uang negara kita. Buktinya dalam seminggu ini, Rupiah kita semakin menguat.
Di sini saya perlu tambahkan penjelasan khusus, yang saya dapat dari mentor saya, karna Emas dan Bitcoin sering dianggap sebagai aset safe haven saat terjadi resesi ekonomi, terutama karna hubungan negatifnya dengan USD dan bahkan ada juga yang mengatakan musuhnya dollar itu cuma dua, yaitu Emas dan Bitcoin. Maka dari itu, banyak teman secara naluriah berpikir bahwa begitu terjadi resesi, USD pasti akan melemah dan harga emas serta Bitcoin akan naik bersamaan.
Namun kenyataannya, meskipun emas dan Bitcoin memang
cenderung naik saat ekonomi AS mengalami resesi, tapi dengan perubahan struktur
sosial dan ekonomi, besarnya kenaikan dari masing-masing aset tersebut bisa sangat
berbeda. Contohnya krisis COVID-19, meskipun saat itu resesi ekonomi mendorong
harga emas naik, tapi justru Bitcoin yang tampil mencuri perhatian, mencatatkan
kenaikan harga lebih dari 1500%.
Mentor saya bilang inilah yang disebut sebagai efek “rotasi dana.” Dana memang mengalir keluar dari aset USD menuju aset safe haven, tapi sering kali pergerakan dana tersebut terjadi antar produk dengan karakteristik yang serupa, tergantung tren, ekspektasi pasar, dan prospek pertumbuhan dari masing-masing aset.
Tentu aja, meskipun dalam jangka pendek kenaikan emas dan Bitcoin bisa berbeda-beda, tapi arah kenaikannya udah sangat jelas dan terkonfirmasi. Inilah alasan utama kenapa mentor saya selalu menyarankan untuk mulai membeli emas atau Bitcoin dan hold dengan sabar dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Namun di saat yang sama, bahwa buat sebagian besar investor biasa, risiko investasi di Bitcoin memang relatif lebih tinggi. Karena itu, saya tidak menyarankan teman-teman langsung ikut serta tanpa benar-benar memahami karakteristik dan pergerakan pasar kripto. Hati-hati uang bisa hilang dalam sekejap.
Sebaliknya, Emas fisik justru ibaratnya kapal besar yang kokoh
dan stabil, menjadi aset safe haven yang jauh lebih aman. Dan di kondisi pasar
saat ini, emas adalah pilihan yang paling bijak untuk sebagian besar teman-teman yang
ingin melindungi nilai asetnya secara aman.
Di awal tahun 2024, bila teman-teman beli obligasi pemerintah AS saat suku bunga masih di level tertinggi, yaitu 5,5%. Artinya, setiap tahun teman-teman bisa mendapatkan bunga tetap sebesar 5,5%. Tapi begitu The Fed mulai menurunkan suku bunga seperti yang sekarang sedang terjadi, dari 5,5% jadi 4,5%, maka obligasi baru yang diluncurkan hanya memberikan bunga 4,5%/tahun. Bandingkan dengan obligasi yang udah kalian pegang yang memberikan 5,5%, jelas yang kalian punya jauh lebih menguntungkan. Buat investor baru, kalo mereka beli obligasi yang baru diluncurkan, mereka cuma mendapatkan bunga 4,5%. Artinya, dibandingkan dengan 5,5%, potensi pendapatan mereka berkurang hampir 18%.
Menghadapi perbedaan tingkat bunga seperti ini, apakah kita rela menerima imbal hasil yang lebih rendah? Saya pikir pasti tidak. Dan inilah juga yang dipikirkan oleh investor-investor global. Makanya, setelah suku bunga mulai diturunkan, obligasi lama yang memberikan bunga tinggi 5,5% otomatis jadi langka dan sangat bernilai. Permintaan pasar terhadap obligasi tersebut pun langsung melonjak tajam.
Terakhir, dan ini yang paling krusial adalah pasar saham. Lewat data statistik dan grafik yang jelas, kita bisa lihat bahwa setiap kali The Fed menurunkan suku bunga, pasar saham selalu menunjukkan pola yang sangat mirip roller coaster turun tajam lebih dulu, lalu baru rebound naik. Inilah inti dari pembahasan kali ini: penurunan suku bunga hampir selalu berawal dari kondisi resesi ekonomi. Dan pasar saham sendiri adalah cerminan langsung dari ekspektasi terhadap kinerja perusahaan.
Saat resesi datang, laba perusahaan merosot tajam dan pasar saham seolah jatuh ke jurang. Tapi begitu pasar mulai mencium sinyal pemulihan ekonomi, reli saham langsung dimulai lebih awal menyala bahkan sebelum kondisi ekonomi benar-benar membaik.
Tapi saya yakin, setelah mengupas sedikit rangkuman siklus historis tadi, teman-teman pasti paham satu hal penting: selama kita bisa jual saham di puncak pasar, lalu beli lagi saat pasar sedang undervalued, maka potensi profit yang kita dapatkan pasti sangat besar. Kalau kita tidak benar-benar memahami logika inti di balik kebijakan penurunan suku bunga oleh The Fed, maka saat badai penurunan suku bunga benar-benar datang, tentu akan seperti kapal yang terombang-ambing di tengah kabut, tanpa tau ke mana arah pasar yang sebenarnya.
Terutama pada kondisi pasar saat ini, banyak kita yang terlalu terikat dengan saham-saham “gorengan” di portofolionya, dan tiap hari masih bertanya apakah saham itu masih bisa naik atau tidak.
Mentor saya selalu mengingatkan dengan nada yang paling
tegas: baik itu investasi saham, emas, Bitcoin, minyak mentah, maupun mata uang
asing, semuanya pada dasarnya bergerak mengikuti denyut nadi ekonomi global.
Setiap orang yang berhasil meraih kekayaan di pasar keuangan, pasti melakukannya
dengan satu cara yang sama: mereka mengambil keputusan investasi yang tepat di waktu
yang tepat, mengikuti arah tren pasar.
Perubahan besar dalam lingkungan investasi global saat ini
ibaratnya sebuah badai yang sedang melanda dan pusat dari badai itu tak lain adalah dampak yang
mendalam dari penurunan suku bunga The Fed dan dinamika siklus ekonomi. Sejarah
selalu berulang dengan cara yang mengejutkan dan memukau. Kalimat ini sering kita
dengar, tapi sangat sedikit orang yang benar-benar bisa menangkap irama di balik
perulangannya.
Hari ini, kita sedang berdiri di momen yang sangat penting, bulan Mei 2025 dan kita akan jadi saksi langsung gimana roda sejarah terus bergerak maju tanpa henti. Saya benar-benar berharap, 3-5 tahun ke depan, saat siklus ekonomi ini mencapai akhirnya, kita semua bisa menoleh ke belakang tanpa sedikit pun penyesalan. Ingat, akhir-akhir ini salah satu influencer cripto muda indonesia juga, sering mengatakan 2030 akan menjadi tahun yang berat.
Saya pikir itu saja, terima kasih!

Post a Comment for "Apa Dampak Dari Penurunan Suku Bunga The Fed Terhadap Perekonomian Dunia Secara Keseluruhan?"
Berikan komentar Anda dan bagikan ke teman" Anda!